TANGERANG - Mencuatnya informasi adanya intervensi sejumlah pihak atas penjualan sembako dari hasil bansos BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) di Desa Kedung, Kec. Gunung Kaler Tangerang dibantah oleh Kepala Desa Kedung, H. Saadullah, Selasa (1/3/2022).
Saat ditemui, H. Saadullah menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah melakukan intervensi. "Sebab, berdasarkan peraturan yang ada, warga atau KPM (Keluarga Penerima Manfaat) boleh berbelanja sembako dimana saja, " katanya.
Sementara, Tim Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Tangerang Raya juga langsung turun melakukan penelusuran atas munculnya masalah ini.
Ketua JNI Tangerang Raya, Sopian Hadi mengatakan, berdasarkan penelusuran yang dilakukan ke warga, mereka mengatakan tidak ada intervensi. KPM mengaku bahwa bebas berbelanja dimana saja, sepanjang sembako yang dibeli sesuai dengan pedoman umum BPNT.
"Kami dari JNI Tangerang Raya turun ke sejumlah warga yang menerima BPNT, mereka tidak ada satu pun yang mengaku mendapat ancaman tidak akan mendapat BPNT lagi jika tidak belanja di tempat tertentu, " ungkapnya.
Artinya, kata Sopian Hadi, warga bebas membelanjakan uang tunai BPNT ke toko sembako terdekat lokasi KPM, tanpa adanta intervensi pihak tertentu.
Di sisi lain, JNI Tangerang Raya juga melakukan klarifikasi ke pedagang sembako di wilayah Kedung. "Saya ketemu Pak Yani, salah satu pedagang sembako. Menurutnya, tidak ada intervensi untuk berbelanja kepadanya. Namanya juga pedagang, ya wajar lah kalau dia (Yani, red) menawarkan dagangannya. Tapi bukan berarti Pak Yani mengarahkan harus belanja kepadanya, " ungkap Sopian Hadi.
Sementara, pada Selasa (1/2/2022), atas mencuatnya kabar KPM Desa Kedung mendapat intervensi, Camat Gunung Kaler, Saedaman, SH., MSi bersama Sekcam Supiyani dan sejumlah staf melakukan monitoring ke Desa Kedung.
Camat bertemu dengan Kades Kedung H. Saadulah dan sejumlah perangkat desa untuk meminta penjelasan masalah ini.
"Pak Kades Kedung sudah menjelaskan kepada kami bahwa intervensi itu tidak ada. Semua dijalankan sesuai prosedur dan mekanisme yang ada, " kata Camat.
Saedaman juga menegaskan, pada saat pembagian uang tunai BPNT, pihaknya bersama sejumlah tim membagi tugas untuk melakukan monitoring. Hasilnya, seluruh pembagian BPNT di masing-masing desa berjalan dengan lancar, tertib dan sesuai prosedur.
Di sisi lain, sejumlah warga/KPM juga membantah telah dipaksa pihak tertentu dalam hal pembelian sembako BPNT.
Saat diwawancarai sejumlah media, Salmi warga RT 002 Kampung Gabus III RW 001 Desa Kedung Kecamatan Gunung Kaler mengatakan, tidak ada paksaan dan pengancaman dari pihak-pihak tertentu untuk belanja sembako. "Saya sama sekali tidak belanja di e-Warung yang ada di sekitar lingkungan Kantor Desa, emang kenapa pak?" ucapnya balik bertanya.
Hal senada dikatakan Kasi, warga Gabus I Rt. 004. Ia tidak merasa diintervensi. Bahkan, ia hanya belanja untuk keperluan satu bulan dulu, nanti sisanya untuk kebutuhan sembako bulan berikutnya.
"Kami justru berterima kasih mendapat bantuan ini untuk keperluan kebutuhan sembako. Nggak ada yang ngancam dan gak ada yang maksa. Saya cuma belanja untuk satu bulan, cuma ngabiskan Rp200 ribu. Sembako yang saya dapat cukup dan bagus kok, " ungkap Kasi.
(Tim JNI)